“STM, SAHABAT TAPI
MESRA”
Cerpen: Pakde Pudja
Sebagai seorang suami Rendi sangat mencintai istrinya,
diapun sudah berjanji menemani istrinya berjuang untuk sehat. Darmini sudah
hamil anak pertamanya, dia telah berhasil melakukan tugasnya mengakuisi
beberapa perusahaan untuk kantornya. Namun Rendi pun sangat berhasil sudah
mampu mengakuisisi hati Darmini, setelah dia dijadikan pelarian cinta Ariati.
Diapun sering bersenandung “peluklah daku dan lepaskan” lagu ‘kebangsaan Rendi
di kalau galau”. Dari Sahabat Tetapi Mesra berubah menjadi Sahabat Tetapi
Menikah, antara Rendi -Darmini.
**#**
Rendi pagi pagi sudah bersenandung di toilet. Senandungnya
galau aku tahu itu lagu jadul, cinta pelarian, “cintamu hanya pelarian” hanya
itu yang ku ingat liriknya. Darmini (Darmi) menantikan di depan pintu keluar
toilet, dan mencegat Rendi ngajak ngopi di ruangannya. “Mumpung masih pagi, ayo
ngopi dulu Ren” Darmi nawari Rendi.
Mereka masuk ke ruangan Darmi, dia membuatkan Rendi kopi hanya kopi sachetan. Mereka memilih kopi cream
latte. Rendi duduk di sofa sambil memperhatikan Darmi membuatkan kopi. Darmi
memang memesona
Lalu kopi sudah tersaji mereka duduk di sofa. Darmi memang
sahabat dari kecil Rendi. Sehingga terkadang perasaan merekapun seakan
terhubung. Yang satu merasakan kesedian atau kegembiraan yang lain. Intinya
keduanya gengsi walau saling jatuh cinta, alasannya klasik lebih baik
bersahabat, kata mereka.
Darmi duduk gelayutan sebelah Rendi. Dia sampaikan bahwa dia
mendengar lagu yang disenandungkan Rendi adalah kekecewaan. “Ya siapa tak
kecewa Dar, aku yang sehari hari pacaran dengan Ariati eh.. nikahnya sama Toni
si play boy itu” pungkas Rendi dengan emosi. Sangat emosi dia. Darmi mengelus
elus bahu Rendi, dia duduk di handrest sofa sebelah Rendy. Sesekali dia
mengelus elus pundak Rendi, ”sabar Ren, memang bukan jodoh mungkin. Untung
sekarang dia meninggalkan kamu. Coba saat sudah menjadi istrimu pasti kamu lebih
sakit” lanjut Darmi.
Mereka ngobrol serius, Rendi merasa dia hanya dipakai tempat
pelarian saja. Dengan cinta pelarian Ariati, dia pintar merahasiakan sesuatu. Itulah
wanita bisik hati Rendi. Rendi sudah memperlakukan Ariati bagaikan ratu, tapi
teganya dia meninggalkan begitu saja.
Darmi sebenarnya jauh lebih cantik, semampai, mata tajam
dengan jari lentik berkuku panjang.
Rambutnya panjang sedikit ngombak. Kulitnya mulus sekali. Rendi tahu karena dia
terbiasa dengan Darmi, dia sahabatnya sejak kecil Rendi.
Darmi merasa temannya dipermainkanlah, kalau begitu
persoalannya. Darmi memberikan sedikit teraphi mencium tipis bibir Rendi eh
Rendi bereaksi. “cukup cukup Ren” bisik Darmi. Ayo kerja sudah hampir pukul
delapan. Rendi pamit balik ke
ruangannya.
Hari berganti hari, Minggu berganti minggu, sudah hampir
sebulan Rendi tak ketemu Darmi, dia hanya sekelebatan muncul di kantor,
jangankan ngopi nyapa saja belum sempat dia sudah hilang. Padahal aku mau
sharing dengannya, selama nyaris sebulan setengah pernikahan Ariati. Mungkin
dia ada proyek di luar kantor yang perlu konsentrasi.
Pesan Ariati masuk di WA nya Rendi, dia ingin ketemuan pulang
kantor nanti sore. Walau berat Rendi oke kan saja. Mereka ketemuan di cafe yang
sering mereka datangi saat pacaran dulu. Tak ada semangat Rendi berangkat dia
santai saja tidak seperti dulu. Fikirnya ketemu syukur, nggak ketemu enggak apa
apa, dari pada sakit hati lagi menjadi tempat pelarian.
Rendi datang sekitar lima belas menit setelah waktu yang di
janjikan
Nampaknya Ariati sudah disana menunggu. Dia sudah memesan
minum. Mereka saling menyapa basa basi, ketika Ariati mau cipika cipiki Rendi
menarik mukanya pertanda dia menolak. Terlihat memerah malu muka Ariati.
Rendi hanya menjadi pendengar setia tanpa mau komentar
apapun. Lalu Ariati bercerita bahwa
pernikahannya sudah kandas, dia menggugat cerai suaminya. Suaminya sudah
setuju. Ariati stress memikirkan kelakuan suaminya, yang dia tahu dari kiriman
video seseorang yang telah berbaik hati mengirimkan kebejatan suaminya,
sehingga mudah untuk Ariati menuntut cerai. Karena sudah ada kesepakatan dengan
Toni lewat kuasa hukum masing masing, mereka tinggal menunggu pengesahan
perceraian mereka, terlebih belum ada harta gono gini.
Ariati meminta maaf atas perlakuannya kepada Rendi. Dia
sudah menelantarkan cinta suci Rendi. Ariati bilang dia dibutakan hatinya oleh
Toni. Akibat kelewatan hubungannya menjadikan Ariati hamil. Kehamilannya
sebulan pernikahan keguguran dalam umur sepuluh minggu. Rendi hanya diam
mematung tanpa komentar mendengarkan nya membuat Ariati marah. Rendi hanya
bilang, yang marah harusnya saya bukan kamu Ar.
*Cukup cukup kata Rendi, hatiku sudah tertutup dan belum bisa
lagi untukmu” sahut Rendi mengakhiri pertemuan itu, dan langsung pergi
meninggalkan Ariati dalam tangisnya sendiri di cafe itu.
Setiap pagi Rendi menyambangi ruangan Darmini, namun lebih
banyak kosongnya. Diapun akan mencoba mengirim pesan siapa tahu dia ada waktu. Siang
itupun saat istirahat makan Rendi mengirim pesan. “Dar, aku kehilangan kamu.
Aku pingin ketemu denganmu mau curhat lanjutan” pesanku. Aku hanya makan di
kantin kantor, ketemu teman teman sekantor. Ada Rini, Nindi, Maya siang itu,
akupun gabung di mejanya. Kugoda Maya yang bahenol, “Maya....aaa Maya jangan kau tinggalkan diriku....” itu
potongan lagu Maya nya Muchsin Alatas.
Obrolanpun kesana kemari. Lebih banyak membahas polusi udara
yang memperburuk udara ibukota siang itu. QPI sudah diatas 400 padahal
ambangnya 260. Aku, ditanya mereka tentang QPI, kujawab sekenanya Quality of
Pollutan Indexs. Dan kuberi sedikit penjabaran polutan dan komposisi gas atau
zat di udara.
Maya mengambil inisiatif sekarang kita yang traktir Rendi.
Tapi besok Rendi yang traktir kita.
Mereka bertiga setuju. Oke setuju. Dan kamipun keluar kantin berpencar ke ruangan
masing masing.
Menjelang pulang pesanku di balas Darmi. Dia mengajak
ketemuan di cafe dekat stasiun kereta api, katanya dia sampai dari Cikarang
sekitar PK 17 an. Kujawab: “Oke, siap, sampai
ketemu”.
Ketika aku datang Darmi belum sampai mungkin macet di
tol dari Cikampek atau Keretanya tekat.
Aku pilih sebuah meja di pinggir kanan live music home band cafe nya.
Penyaninya pun melantunkan lagu lagu oldist, dan lagi mengalunkan lagu lama “Peluklah Daku dan
Lepaskan” karangan Jessi Wenas, aku lupa penyanyi aslinya, tapi di cover oleh
Victor Hutabarat dengan suara emasnya. Syairnya memang sering kusenandungkan.
Darmi tahu bila kusenandungkan berarti aku sedang galau. Syairnya seperti berikut
seingatku.
Tak mengapa jikalau berpisah, sayang
Cintamu jangan kau paksakan
Masa lalu bagiku tinggal kenang-kenangan
Peluklah daku dan lepaskan
Yang menggantikan daku telah sedia
Orang yang dahulu kutanyakan padamu
Tak terjawabkan
Sudah sejak dahulu telah kukatakan
Cintamu hanya pelarian
Kini dikau pun sadar daku yang jadi korban
Peluklah daku dan lepaskan
Yang menggantikan daku telah sedia
Orang yang dahulu kutanyakan padamu
Tak terjawabkan
Sudah sejak dahulu telah kukatakan
Cintamu hanya pelarian
Kini dikau pun sadar daku yang jadi korban
Peluklah daku dan lepaskan
Dan lepaskan
Dan lepaskan
Tiba tiba Darmi tepuk tangan sehabis lagu itu dinyanyikan,
menghampiri ku, biasa kami saling berpelukan sebentar. Dan tidak lama lama
seperti itu, peluklah daku dan lepaskan. Oleh Darmi para penyanyi di suruh
istirahat makan dulu. Lalu kamipun ngobrol kata Darmi dia sudah order menu.
“Nah sudah bereskan sakit hatinya. Kan sudah ketemu Ariati.
Dia sudah mengakhiri pernikahannya. Begitu saja nyaris patah hati kau Ren” katanya
membuka obrolan. “Terimakasih, sudah kuduga kamu pasti bergerak Dar. Kamu
memang sahabat sejati, kataku. Bagaimana kalau...” sampai disana aku ngobrol dia
menutup bibirku. Apa aku harus tutup dengan ciuman Ren. “Ha ha ha..” tawa kami
berderai. Ayo kita makan minum dulu, hal yang serius kita bicarakan di kantor
saja, nanti diintip orang” sambung Darmini. Kami menikmati paket nasi timbel
lengkap dengan sambel Tutuk, nila goreng, lenca dan sayur asem, sedangkan Darmi
makan lontong laksa. Sama seperti dulu kami sharing makan, aku suapi Darmi menuku,
diapun menyuapi aku menunya. Sangat mesra. Diapun sering kucium dan sebaliknya.
Jadi kami itu STM, Sahabat Tapi Mesra. Hanya tidak sampai berhubungan badan.
Dia sebenarnya idolaku, bodinya sempurna, pribadinya menurutku oke. Ngobrol
nyambung. Dia orang yang smart.
Sebelum pulang Darmini bilang dia tak tega melihat
sahabatnya tersakiti. Tugas dia menghentikan. “Tapi mengapa....” lagi lagi
bibirku ditutupnya disuruh diam, dan dia ajak aku menyanyikan sebuah lagu
ketika pemain band mau mulai. Lagu “Tiada Lagi” nya The Mercy”s. Dan kamipun
bernyanyi. Mengalun merdu lagu kami, air mataku nyaris menetes. Sampai lirik
terakhir “Tiada lagi yang kuharap dari mu...”.
Aku berpisah di cafe karena memang arah pulang kami berbeda.
Darmi memang sahabatku, dia menempatkan sahabat diatas segalanya. Tapi dia
terlalu kejam sampai merusak mahligai rumah tangga orang lain.
**#**
Pagi pagi aku ketemu dengan Darmi di depan toilet, dia
mencuci tangan, aku menbilas muka. Dia mengundang ku ke ruangannya. Lalu dia memulai
bicara serius setelah membuatkan kopi untuk kita berdua, dia membuatnya cuma
satu, biar lebih mesra Ren katanya. Aku seruput kopinya, dia neplok
disebelahku. Dia bicara serius bahwa dia tahu bahwa Rendi mau mengungkapkan
cintanya kepada dirinya. Tapi Darmi meragukan apakah Rendi mau menerima segala
kelebihan dan kekurangan Darmi. Untuk menghindari itu lebih baik kita STM an
saja Ren. Darmi tahu mereka saling mencinta.
Rendi berjanji menerima segala kelebihan dan kekurangan Darmi.
Bukankah kita selama ini sudah saling mengenal Dar, tanya Rendi. Darmi memeluk
Rendi setelah mengunci pintu ruangannya. Rendi berdiri, Darmi memeluknya erat
dan berbisik di telinganya. Tidak semua tentangku kamu tahu Ren. Kamu harus
berjanji menerima kekuranganku. Aku akan terima apa adanya Dar, bisiknya.
Sambil menangis Darmi berbisik di telinga Rendi dan terasa
hangat air matanya, begitu juga nafasnya berpacu emosi, detak jantungnya keras
kaya genderang perang nempel di dadaku, “aku menyimpang Ren” katanya. Rendipun
memeluk semakin erat Darmini agar dia merasa lebih aman dan nyaman. Darmi
melepaskan rangkulannya duduk lagi berharap hadapan dengan Rendi. “Benar Ren,
kamu mau membantu aku. Aku sudah capek begini” tanya Darmini sambil menangis.
Rendi dengan tegas akan membantu Darmini dalam suka dan duka. Sambil senyum
Darmi berbisik: “kaya di gereja ya Ren”. *Siap siap Nona” kata Rendi tegas.
Darmipun menjelaskan bahwa dia itu bisexual -hetero lesbi-,
dia bisa bercinta dengan pria, dan bisa dengan wanita. Darmi pun menegaskan bertanya:
”Benarkah Ren?”. Rendi mengangguk dan berkata lirih. Darmi melanjutkan: “makanya saat Rendi pacaran dengan Ariati,
Darmi juga pacaran dengannya, semata mata karena Darmi Cinta Rendi, tak mau kalau
Rendi diambil orang. Itu awalnya semata untuk memata matai kamu Rendi, karena
aku sangat cinta kamu, tapi dilema berhubungan cinta atau sahabat. Tapi
pekerjaan itu melelahkan dan menyakitkan. Akhirnya akupun sering bercinta
dengan Ariati. Menjadikan aku menemukan kenikmatan lain, dan aku nikmati
sehingga membuat aku tak normal. Dan ketika Ariati menikah dengan Toni, yang
hancur bukan kamu Ren, tapi aku juga”. Ariati telah mengkhianati cintanya.
Rendi bersedia menemani Darmi untuk sembuh dan normal
kembali, menurut Darmi selama ini disamping dia mengganggu suami Ariati, dia
juga sedang beobat ke psikolog. Salah satu saran psikolog Darmi untuk segera
menikah secara normal. Bantulah aku Ren desahnya, sambil menciumi Rendi dengan
ganasnya. Itu pertanda Darmi sudah semakin wanita. Rendipun mengingatkan Darmi
bahwa itu di kantor dan sudah dulu sampai disini. Mereka saling merapikan diri
dan kembali ke ruangan masing masing.
Pakdepudja@puri_gading Jimbaran, 11092023